Dipaksa Ngaku Mencuri, Pengamen Di Siksa Polisi | Gho Blog's - Kasus kekerasan yang diduga dilakukan oleh oknum polisi terjadi di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Korbannya kali ini adalah seorang pengamen bernama Susanto (30).
Susanto yang setiap harinya mangkal di halte depan Kantor Agraria Wonogiri, dituduh ikut mencuri burung lovebird bersama teman - temanya. Anehnya, peristiwa ini terjadi di tahun 2011 silam.
"Saya dituduh ikut mencuri burung lovebird, padahal saya tidak ikut. Lagian kejadiannya sudah tahun 2011 lalu. Mengapa baru sekarang saya ditangkap dan dianiaya," ujar Susanto ketika ditemui wartawan, di RSUD Wonogiri, Kamis (7/2).
Menurut Susanto, tindak kekerasan itu dialaminya pada Senin, 4 Februari 2013 lalu. Saat itu, lanjut Susanto, dia bersama teman - temannya, sedang berada di halte Kantor Agraria.
"Saya tidak mengira, tiba-tiba ada beberapa polisi menarik tangan saya untuk naik ke mobil. Saya dibawa ke Mapolsek Selogiri, Wonogiri," tambahnya.
Saat sampai di Mapolsek, Susanto langsung dimasukkan ke ruang interogasi. Di ruangan tersebut tanpa banyak pertanyaan dia langsung dipukul dengan tongkat kayu hingga tak sadarkan diri.
Tak hanya dipukul, Susanto mengaku, sekujur tubuhnya juga menjadi sasaran tendangan oknum polisi. Beberapa anggota keluarga yang enggan disebutkan namanya mengatakan, Susanto juga disetrum listrik agar mengaku mencuri burung, saat dilakukan interogasi.
Kekerasan yang dialami Susanto tak hanya dilakukan sekali. Usai interogasi pertama dan setelah sadar, Susanto diberikan waktu istirahat beberapa saat dan kemudian dilakukan pemukulan kembali dalam interogasi selanjutnya.
"Saya dipaksa untuk mengaku, saya tetap tidak mengakui perbuatan tersebut, karena memang saya tidak melakukannya. Sampai malam saya diinterogasi, saat itu saya sudah tidak sadar karena dipukul terus," katanya.
Susanto mengatakan saat di Polsek dipertemukan dengan Totok dan Angga, teman - temannya, yang sudah ditangkap sebelumnya. Kepada polisi dirinya mengaku kenal dengan Angga karena sering ngamen bareng. Sedangkan Totok, Susanto mengaku tidak mengenalnya.
Karena tidak mengaku mencuri burung, malam itu usai interogasi polisi membawa Susanto ke Mapolres Wonogiri. Di Mapolres Wonogiri Susanto mengaku masih dinterogasi sampai hari Rabu. Namun tak seperti di Mapolsek Selogiri, di Mapolres dia tidak mengalami penyiksaan.
"Tak ada penyiksaan lagi. Hari Rabu saya diperbolehkan pulang karena polisi tidak menemukan bukti kalau saya mencuri burung," paparnya.
Pihak keluarga segera membawa Susanto ke RSUD Wonogiri, karena sepulang dari Mapolres, kondisinya lemas dan mengalami luka - luka. Selain itu, semenjak masih di Mapolres Susanto, menurut keluarganya juga mengalami pendarahan saat buang air kecil.
Tak hanya itu, jari kelingking kanan mengalami retak, sakit pada punggung dan kaki serta ada bekas luka cekikan leher.
Sementara itu Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Wonogiri, Adhi Darma, membenarkan terdapat bekas luka hampir di sekujur tubuh Susanto, termasuk bekas cekikan. Menurut Adhi, dari hasil pemeriksaan, Susanto menderita patah tulang di bagian kelingking kanan.
"Untuk kencing darah, rumah sakit masih akan melakukan observasi, melalui rontgen kontra, apakah di sistem saluran kencing itu ada luka di sistem saluran kencing," kata Adhi
Adhi menambahkan, untuk luka bekas cekikan di leher, biasanya akan berdampak pada kerusakan di bagian tenggorokan dan tulang leher.
Sementara itu, Kapolres Wonogiri AKBP Tanti Septiyani saat akan dikonfirmasi, tidak ada di kantornya. Menurut petugas, Kapolres sedang mengikuti rapat bersama Kapolda Jawa Tengah di Semarang. (Sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar